Pemeriksaan Fisik Produk Solid

Hai, kali ini saya mau bahas pemeriksaan fisik pada produk solid di farmasi, untuk tesnya beda-beda dan tentunya tiap obat punya spek masing-masing. Pemeriksaan fisik meliputi pengujian dimensi, kekerasan, waktu hancur, friabilitas, keragaman bobot.
  1. Uji Dimensi dan Fisik
    Dilakukan dengan mengamati bentuk fisik obat yaitu diameter jika obat berupa tablet bulat, atau dimensi lain seperti panjang dan lebar serta ketebalan. Pengukuran dilakukan dengan mikrometer sekrup atau bisa juga jangka sorong. Pemeriksaan dilakukan terhadap minimal 10 tablet. 

  2. Uji Kekerasan
    kekerasan diukur menggunakan hardness tester, bisa menggunakan yang manual dengan menjepit obat dan mendorong obat hingga hancur dan dicatat angkanya, atau bisa juga menggunakan hardness tester otomatis dengan menyimpan obat tertentu ke alat dan akan diproses biasanya alat yang canggih ketika memeriksa hardness juga diperoleh dimensi dan ketebalan.

  3. Uji Keragaman Bobot
    Keragaman bobot dilakukan dengan cara menimbang satuan obat sebanyak minimal 20 (tergantung kebijakan perusahaan). Obat ditimbang satuan dan dilakukan pencatatan berat, dari ke 20 tablet itu diperoleh bobot rata-rata, bobot minimum dan bobot maximum juga dapat angka rsd untuk cek apa bobot tidak menyimpang terlalu jauh selisihnya.

  4. Uji Keregasan / Friability
    Untuk friabilitas atau keregasan dilakukan untuk mengetahui seberapa rapuh (cie elah rapuh) obat yang dibuat ketika ada goncangan atau gesekan berapa bobot yang hilang. Untuk pengujian ini biasanya obat ditimbang sebanya 20 tablet (bobot sebelum masuk alat friabilitas). kemudian obat itu dimasukkan ke wadah lingkaran, dan dijalankan. Maka alat akan berputar sesuai kebutuhan. Setelah itu obat ditimbang kembali (tidak dengan serbuk yang terkikis). Kemudian dihitung dengan:
    (bobot sebelum - bobot sesudah) / bobot sebelum * 100%


  5. Uji Waktu Hancur
    Nah bedanya dengan disolusi, kalau disolusi melibatkan pemeriksaan kimia yang didalamnya dicek kadar zat aktif yang terlarut dalam sejumlah medium tertentu. Sedangkan uji waktu hancur hanya sebatas mengetahui seberapa lama obat hancur dalam suhu tertentu dan tergolong pemeriksaan fisik.

    Nah untuk alatnya kurang lebih seperti dibawah, yang dilakukan adalah dengan memasukkan air ke dalam gelas kimia atau wadah khusus desintegrator, kemudian suhu di dalam tabung tersebut harus 37 derajat celcius plus minus 0.5 dan suhu tersebut harus stabil. Ketika suhu sudah stabil masukkan tiap tablet ke dalam tabungnya biasanya 6 tabung, kemudian masukkan tutupnya (untuk tutup ada yang pakai ada yang tidak, biasanya jika yang terbilang cukup canggih ada semacam detectornya, ketika obat sudah sepenuhnya hancur dia akan otomatis mencatat sendiri waktunya) jika tidak ada sensor atau manual biasanya kita melihat sendiri apakah obat sudah hancur apa belum dan manual mencatat per obat.

    Umumnya obat akan hancur dalam waktu < 15 menit, namun itu tergantung dari jenis obat. Karena tiap obat punya spek sendiri untuk waktu hancurnya. 

    Untuk chambernya diisi dengan air sampai batas terntu dan lakukan pembersihan beberapa hari sekali agar tidak berlumut dan alat tidak rusak. Jika alat tidak digunakan dalam waktu lama maka diusahakan semua kering dan tidak ada air di chambernya. bersihkan dan keringkan besi di desintegrator jika sudah digunakan agar tidak mudah berkarat.

    Untuk medium air juga dibersihkan jika sudah digunakan. obat seperti antasida doen tidak dilakukan pemeriksaan waktu hancur, karena sifatnya obat kunyah.



0 Response to "Pemeriksaan Fisik Produk Solid"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel